Senin, 07 Agustus 2017

Mahasiswa Langit (Prolog)

Oleh: Rendy Setiawan
SETIAP orang yang sudah memakan kerasnya bangku kuliah hingga memperoleh gelar kesarjanaan, pasti pernah merasakan pahit manisnya melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN). KKN atau kalau boleh dibilang sebagai kegiatan menyalurkan ilmu ke masyarakat sambil tamasya gratis, bukan hal yang asing bagi mahasiswa. Termasuk saya. Mungkin saya adalah satu di antara banyaknya mahasiswa yang merasakan indahnya KKN di bulan Ramadan.
Jika pernah membaca buku “On Heroes, Hero-Worship, And The Heroic in History” yang ditulis oleh seorang orientalis bernama Thomas Carlyle, di situ kita akan menemukan bahwa Muhammad SAW, tokoh kebanggaan umat Islam adalah sosok manusia terbaik yang pernah tinggal di bumi. Bahkan top ranking ala Carlyle yang dicapai oleh Muhammad SAW mampu menjungkalkan tokoh sekaliber Napoleon Bonaparte dari Perancis dari posisi teratas.
...Para pakar bersepakat, tentunya dengan berbagai tolok ukur untuk mengakui Nabi Muhammad SAW sebagai manusia teragung dalam sejarah hidup manusia...
Demikianlah kesimpulan Thomas Carlyle dalam bukunya dengan menggunakan tolok ukur kepahlawanan.
Pernah melihat seseorang beradu otot hanya karena membandingkan dua tokoh sensasional dunia sepak bola. Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi. Dua manusia satu zaman ini memang memiliki keunggulan masing-masing pada seni olah bola dan kerap dibanding-bandingkan.
Atau pernah menyaksikan secara langsung bagaimana orang-orang beradu argumen mengenai siapakah presiden Indonesia terbaik sepanjang zaman. Orang yang hidup era Soeharto berkuasa, mayoritas akan setuju bahwa mantan jenderal itu sebagai salah satu yang terbaik. Atau mereka yang hidup di zaman Presiden Jokowi, mayoritas akan memuja mantan walikota Solo itu.
Atau pernah mendengar sendiri orang-orang saling hina hanya untuk merebutkan siapa posisi terbaik dalam gelaran balapan Moto GP. Jika dilihat dari jumlah tropi, kita semua sepakat bahwa Valentino Rossi adalah yang terbaik untuk urusan ini. Tetapi jika dilihat dari klasemen sementara 2017 awal bulan Mei, maka kita semua akan tertuju pada satu nama Maverick Vinales, seorang Movistar Yamaha yang berhasil duduk di urutan teratas.
Pertanyaannya sederhana. Mengapa itu semua bisa terjadi? Maka untuk menjawabannya pun sederhana. Setiap orang menganggap bahwa apa yang dilihat dan apa yang didengar adalah suatu kebenaran dan itu benar menurut nalar masing-masing, sehingga mayoritas akan dengan mudah menyalahkan orang lain tanpa dasar yang dibenarkan. Begitu juga sebaliknya.
Ada ungkapan menarik dari seorang Uchiha Itachi, salah satu tokoh fiksi serial “Naruto”. Mungkin tidak semua orang setuju. Tapi perlu disimak. “It’s not wise to judge others based on your own preconceptions and by their apperances” (Tidaklah adil menilai seseorang dari sudut pandangmu sendiri dan dari penampilan orang tersebut).
Semua itu berawal dari alam pikiran.
Seseorang berpikir bahwa apa yang dipilih berdasarkan nalarnya tanpa memperhitungkan orang lain akan membawa ketenangan jiwa, tapi sebenarnya hanya membawa kesenangan sesaat. Seseorang berpikir bahwa dengan menjungkalkan orang lain dari pijakannya, maka impiannya telah terwujud.
Catatlah di buku harian masing-masing bahwa sebuah impian hebat yang menjadi kenyataan tidak diraih dengan cara seperti itu!!
Sebuah impian terasa akan sangat dahsyat apabila berhasil diaplikasikan ke dalam kehidupan nyata melalui cara yang dibenarkan. Tak sembarang orang bisa melakukannya. Jika negara-negara Eropa berpikir bahwa untuk mewujudkan impian itu dengan invasi atau membuat koloni di luar benuanya, maka Islam menggunakan “dakwah” sebagai ujung tombaknya.
Dakwah bisa dibilang sebagai salah satu bagian terpenting dalam tubuh perjuangan Islam. Ketika kita tidak mampu menjelaskan apa itu Islam, maka akan muncul istilah “Islam adalah teroris.” Padahal? It’s not true... Bahkan sesama muslim saling hantam, enggan merajut tali ukhuwah. Inilah yang disebut kegagalan dalam dakwah.
Sebagai muslim tentu tidak ingin ini terjadi. Yang menarik di sini, bukan benar atau salah. Bukan seberapa banyak kita melakukan kebaikan. Tapi bagaimana mampu memahami dan mengajarkan apa itu Islam. Tidak akan lagi berdebat siapa yang paling hebat, siapa yang paling kuat, dan siapa yang paling benar.
Kisah ini bercerita tentang perjalanan dakwah, kebersamaan, perjuangan, persahabatan, keyakinan dan mudah-mudahan bukan sekedar menapaki satu kotak bumi kemudian ditinggalkan begitu saja tanpa mau merawatnya. Sejarah sudah mencatat bahwa ratusan bahkan ribuan tahun lamanya, Islam tumbuh dan berkembang di Jazirah Arab sampai saat ini. Awal kemunculan Islam pun tidak mudah dilalui. Semasa Rasulullah masih hidup, banyak perjuangan dan pengorbanan yang justru dilakukan di Bulan Ramadan.
Perjuangan ini memberikan contoh bahwa usaha dan doa, utamanya di Bulan Ramadan, mampu memberikan semangat ruh perjuangan di dalam tubuh kaum muslimin.
Hal ini mirip dengan apa yang digambarkan oleh Dony Dhirgantoro bahwa seseorang akan mengalami suatu keadaan, kenangan, dan orang-orang tertentu yang pernah singgah dalam hati kita dan meninggalkan jejak langkah di hati kita dan kita pun tidak akan pernah sama lagi seperti sebelumnya.
***
Cerita ini berawal dari salah satu kampus ternama di Cileungsi, STAI Al-Furqon yang terletak di ujung kota, mengutus lima mahasiswanya melakukan kegiatan KKN. Awalnya tak ada yang aneh dari mulai awal perjalannya hingga sampai di salah satu kampung tempat KKN. Namun lima mahasiswa beda watak dan karakter yang ditugaskan untuk menyelesaikan KKN di Sukabumi itu pada akhirnya belum mampu mengubah semuanya karena harus berurusan dengan adat istiadat setempat yang terkenal cukup terdengar aneh.
Lima mahasiswa itu Randy Darmawan (Randy), Amrullah (Amru), Khoirul (Irul), Anisa Fitriyani (Anisa), dan Wa Aulia (Au).
Randy Darmawan, dia adalah ketua Tim KKN Sukabumi. Postur tubuhnya paling besar dan tinggi di antara keempat temannya. Randy paling suka nonton Arsenal tanding. Tim klasik yang udah 13 tahun tanpa gelar juara Premier League. Bisa dibilang, penggemar Five Minutes ini adalah fans Arsenal di permulaan abad ke 21. Kebiasaannya kalau lagi sendiri suka ndengerin musik, nyanyi sendiri. Kadang malah suka loncat-loncat niru gaya Giring Nidji pas lagi nyanyi.
Salah satu kegemarannya adalah main PES (Pro Evolution Soccer). Game primadona anak muda jaman sekarang.
Randy paling jago soal sejarah. Kalau lagi ngomong sama Randy tentang sejarah, mending diem aja. Nggak akan menang, yang ada omongan lo bisa diedit sama Randy. Maklum, Randy kerjanya selain kuliah, ya nyari berita. Iya, Randy kerja jadi wartawan.
Randy juga paling suka nonton Naruto. Paling bisa diajak ngobrol apa aja, yang penting jangan ngomongin mesin sama itung-itungan. Randy paling males pas udah nomongin dua makhluk yang namanya mesin sama matematika.
Walaupun posturnya paling bongsor, tapi usianya bukan yang paling tua.
Amru Amrullah, paling suka film Naruto. Tiap hari Rabu pasti udah natap layar hp nunggu film Naruto –sekarang ganti jadi Boruto The Next Generation– dirilis. Beda sama Randy, Amru badannya nggak terlalu tinggi, tapi cukup buat ninju pohon pisang sampai guling-guling.
Badannya sih boleh kekar, tapi hatinya hello kity. Pas karakter favoritnya di Naruto mati, yaitu Itachi Uchiha, dibunuh sama adeknya sendiri, Sasuke Uchiha, laki-laki berambut mowhak itu kesal sama Masashi Kisimoto –pengarang komik Naruto–. Kan nggak lucu marah sama pembuatnya.
Kalau kerjanya Randy selain kuliah itu nulis, sementara Amru kerjanya jadi anggota Tim SAR. Amru beberapa kali diikutsertakan dalam berbagai bencana di Indonesia. Amru ini usianya paling tua, cukup disegani sama rekan-rekannya.
Khoirul Irul, panggilannya Irul. Tubuhnya nggak jauh beda kaya Amru, tapi lebih berisian Amru. Irul bisa dibilang idola para gadis. Iya beberapa gadis SMA pada ndeketin Irul sekedar kenalan, kenal lebih jauh, atau saling memahami satu sama lain. Wajahnya sih biasa aja, tapi ada magis tersendiri yang tersimpan di dalam jiwanya.
Salah satu kebiasaan Irul yang paling mudah diingat teman-temannya adalah suka gonta-ganti handphone atau disingkat hp. Katanya sih biar paham spesifikasinya. Selain doyan gonta-ganti hp, ada satu kesamaan Irul sama Randy, yaitu sama-sama suka bola. Bedanya, Irul suka main PES sama main futsall tapi nggak suka nonton bola. Sementara Randy, suka main PES sama suka nonton bola tapi nggak terlalu suka main futsall.
Kalau udah ngomongin PES, Irul sama Randy bisa ribut sampai dunia bergoyang saking ramenya lempar-lemparan bantal. Kesibukan Irul selain kuliah itu jadi asisten orang-orang penting. Pokoknya itu kesibukan dia, jangan nanya ngapain aja kerjaannya.
Anisa Fitriyani, panggilannya Anisa. Kegemarannya nonton drama India. Kalau mau nanya soal film bergenre melankolis, nanyanya ke Anisa, jangan ke yang lain.
Salah satu yang paling mudah diingat dari Anisa adalah postur tubuhnya yang mungil, tapi jilbabnya gede. Kebiasannya selain nonton film, ya baca novel. Bicara soal nilai akademik, Anisa cukup bisa diandalkan. Apalagi kebiasaannya suka ngomong ngalor-ngidul, siapa aja bisa diajak ngobrol sampai berjam-jam.
Di antara mereka berlima, Anisa bisa dibilang mahasiswa paling istiqomah soal nilai akademik. Dekat dengan dosen, juga paling rajin pas ada tugas. Memiliki wajah nggak terlalu putih tapi manis sedikit oval, udah cukup membuat cowok melayang. Tapi jangan diganggu, udah ada yang punya soalnya.
Wa Aulia. Tinggalnya paling jauh di antara mereka berlima. Paling misterius, paling pendiem. Nggak terlalu banyak yang tau soal satu orang ini, jadi jangan ngarep ada cerita lebih banyak dari muslimah berjilbab lebar asal Maluku yang satu ini.
***
Meskipun berada pada satu kabupaten, namun lima mahasiswa satu angkatan ini ditempatkan di dua tempat berbeda.
Tiga laki-laki ditugaskan di kaki gunung Gede, sementara dua wanita dikurung di salah satu daerah di lembah Sukabumi. Dengan personil minim dan wilayah jangkauannya cukup luas. Kegiatan masih tetap bisa berjalan. Yah walaupun merangkak. Bagi yang pernah ngerasain KKN, pasti tau sendiri bagaimana nasib mereka.
Tapi itu bukan masalah. Yang terpenting adalah bisa mendeteksi bagaimana masyarakat sekitar menjalankan kehidupannya, utamanya dalam urusan agama. Lalu apa yang bisa mereka perbuat dan apa yang bisa mereka berikan. Selain KKN, itu jadi salah satu alasan mereka datang kemari...
Tujuan mereka sedikit berubah halauan ketika salah seorang tokoh di tempat KKN menceritakan tentang kondisi wilayah itu. Orang-orang memanggilnya Apih. Apih bercerita bahwa di tempat itu setiap waktu adzan tiba, hanya mendengar suara adzan dari Masjid Al-Furqon Sukabumi. Masyarakat di sini, khususnya yang muslim, mayoritas aspek. Muslimahnya menurut adat di sini, haram datang ke masjid. Itu aib. Ini menjadi tantangan bagi kelompok Randy untuk menyelidiki lebih jauh.
Dua tahun lalu, ketika Apih baru datang kemari, masyarakat setempat menganggapnya orang Persis, Wahabi dan julukan semisalnya. Membawa ajaran baru yang menurut mereka berbeda dari apa yang selama ini mereka pahami. Pemuda di sini juga seperti itu. Mereka jauh dari masjid. Setiap bertemu mereka, Apih bilang sering untuk mengajak mereka. Tapi jawaban mereka selalu diiringi penolakan.
Pada kesempatan yang lain, ketika Hj. Wiwin, pemilik rumah yang mereka tempatin ngadain acara. Banyak masyarakat sekitar yang datang. Sampai penuh masjidnya. Acara itu diselenggarakan hingga waktu adzan Maghrib tiba. Bukannya mereka sholat dulu, malah mereka langsung pulang ke rumah masing-masing. Termasuk Ketua RT nya.
Dari cerita-cerita yang beredar itu, Randy, Amru dan Irul berinisiatif membongkar kebiasaan yang sedikit ‘berbeda’ dari kebiasaan masyarakat umumnya.
“Ini sekedar berbagi pengalaman. Bukan bermaksud membuka aib orang. Biar kalian ngerti seperti inilah kondisi kampung ini.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar